Pada hari kemerdekaan
indonesia yang ke 68 tanggal 17 Agustus 2013 yang lalu saya dan pak I Putu
Wirasangka yang Deputi Manajer laboratorium kimia sipil dan lingkungan PLN
Puslitbang berbincang tentang manfaat berjalan kaki ke dan dari kantor ,
istilah kerennya mungkin W2W (walk to work). Jadi selain B2W
(bike to work) yang sudah populer, untuk kita-kita yang jarak antara rumah dan kantor tidak
terlalu jauh bolehlah mencoba dan merasakan manfaat W2W.
Menurut Pak Putu, jalan
kaki ke kantor dan bukannya naik mobil, banyak manfaatnya, yang pertama akan
menyehatkan badan, kemudian mengurangi emisi gas CO2 ke udara, manfaat lain
adalah mengurangi subsidi BBM yang kita terima jika berkendaraan dengan bahan
bakar minyak bersubsidi. Saya menambahkan bahwa manfaat lain adalah dengan
berjalan kaki kita akan lebih hemat biaya karena tidak perlu beli BBM atau
bayar ongkos bis.
Kebetulan tempat kerja
saya di PLN Puslitbang Ketenagalistrikan yang terletak di jalan durentiga nomor
102, sedangkan rumah atau katakanlah tempat tinggal selama di Jakarta adalah Apartemen Kalibata, memungkinkan saya untuk
mencapai kantor serta kembali ke rumah dengan modus transportasi murah meriah, W2W. Jadi pada kesempatan ini
saya bisa cerita tentang pengalaman W2W antara durentiga ke kalibata dan
sebaliknya.
Kantor PLN Puslitbang |
Saya coba hitung berapa
jarak dari kantor PLN Puslitbang ke apartemen kalibata, pernah pakai GPS sambil
belajar bagaimana memakai berbagai fitur yang ada pada peralatan tersebut. Atau
pakai google earth, didapatlah jaraknya sekitar 2.000 meter atau 2 kilometer.
Kalau satu kali melangkah rata-rata 50 cm, maka sekali perjalanan berangkat
atau pulang ke kantor sudah melangkah 4.000 langkah. Pulang balik jadinya dalam
sehari sudah melangkah sebanyak 8.000 kali. Padahal saya pernah dengar atau
baca suatu slogan (kayaknya dari iklan produk kesehatan) bahwa sepuluh ribu
langkah sehari akan menghindarkan kita ketemu dokter. Maksudnya ya tentu akan
lebih sehat. Bukan tidak boleh ketemu dokter.
Jadi mungkin kalau saya
bisa disiplin setiap berangkat dan pulang kantor maka saya bisa sekaligus
mengamalkan gerakan sepuluh ribu langkah sehari. Karena hitungannya 8.000
langkah dari perjalanan berangkat dan pulang. Duaribu langkah lagi kira-kira
bisalah didapat dari langkah-langkah yang lain, baik selama di kantor, maupun di
tempat tinggal.
Manfaat yang juga saya
rasakan disamping yang sudah didiskusikan dengan Pak Putu di atas adalah adanya
unsur rekreasi dan refreshing dari jalan kaki atau W2W tersebut. Rekreasi yang
gratis alias tidak perlu mengeluarkan duit.
Saya pernah blusukan di
sekitar duren tiga. Maksudnya benar-benar blusukan jalan-jalan, bukan seperti
pak Jokowi yang blusukan untuk bekerja dan menjalankan tugas atau para pejabat
yang blusukan untuk pencitraan. Saya cuma jalan-jalan berolahraga ringan.
Manfaatnya juga ringan, bisa berkeringat, badan merasa sehatlah. Karena kalau
olahraganya sambil marathon sebentar juga terasa capek, nafas ngos-ngosan dan
sebentar jadi bosan. Jadi saya senang olahraga jalan kaki. Dari blusukan
tersebut saya bisa menemukan bahwa ternyata di sekitar jalan durentiga, di
tengah kota Jakarta, masih ada peternakan sapi. Satu hal yang tidak terduga. Kok
bisa ya. Bayangan saya peternakan sapi harusnya kan di luar kota, jauh dari
Jakarta.
Nah, saat perjalanan berangkat dari Kalibata ke
kantor di Duren Tiga, yang saya rasakan adalah saya bisa lebih santai dan tidak
terburu-buru. Kalau bawa kendaraan mobil saya harus siap mulai pukul enam pagi,
karena untuk keluar dari lingkungan apartemen, mulai jam 6.15 sudah mulai rame,
harus antri keluar lewat pintu gerbang. Antri tersebut bisa-bisa lima belas
menit. Selanjutnya biasa juga terjadi kemacetan di lampu merah (traffic light)
kalibata menuju jalan raya pasar minggu. Atau sebelum traffic light tersebut,
sering-sering di Makam Pahlawan Kalibata ada acara nasional atau instansi
tertentu yang ziarah ke makam pahlawan.Kemacetan di traffic light |
Kalau pulangnya bisa
lebih santai lihat-lihat jalan, bisa lihat kemacetan dan orang-orang pada tidak
sabaran. Meskipun juga harus hati-hati jalan di trotoar yang diserobot oleh
pengendara motor dan bahkan mobil. Dari duren tiga ke jalan pasar minggu, bisa
lewat jalan kecil yang ada sebelum rumah sakit, yaitu lewat jalan potlot. Di
jalan Potlot III akan lewat rumah atau markasnya kelompok music Slank. Sering-sering
di jalan di depan markasnya Slank banyak berkumpul fansnya kelompok music ini. Mereka
tampak militant dan memiliki ciri khas yang mudah dikenali. Mungkin kalau saya
lebih muda tigapuluh tahun bisa-bisa ikutan jadi fans nya Slank. Kalau sekarang
tentunya sudah terlalu tua.
Markas grup Slank |
Rusa di taman Kalibata |
Gerbang Utama TMP Kalibata |
Kolam di TMP Kalibata |
Sebagai perbandingan,
waktu saya dan istri berkesempatan
mengunjungi Malaysia, salah satu tempat yang dipromosikan oleh pemerintah Malaysia sebagai
objek wisata adalah mengunjungi Taman makam Pahlawan. Kunjungan ke Taman Makam
Pahlawan tersebut dikemas sedemikian rupa agar dikunjungi oleh para wisatawan
sebagai Kuala Lumpur City Tour.
Bersama istri di TMP Kuala Lumpur |
Demikianlah serba
sedikit catatan pengalaman W2W antara kalibata dan Duren Tiga. Mudah-mudahan
dapat dipakai sebagai perbandingan dan bisa mendorong kita untuk lebih sering berjalan
kaki, baik ke kantor maupun ke tempat lainnya. Jalan kaki akan menyehatkan, menghemat biaya, menurunkan stress, sebagai sarana rekreasi dan juga akan
mengurangi emisi gas CO2 ke udara.
Bagaimana pendapat anda
?
Jakarta, 22 Agustus 2013
--------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar