Pengukuran diameter crankpin |
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur, Wisata Penang Malaysia
Sistem tenaga listrik adalah system penyediaan energy listrik yang mencakup beberapa pembangkit atau pusat listrik yang terhubung satu dengan lainnya oleh jaringan transmisi dengan satu atau lebih pusat beban atau jaringan transmisi. Berdasarkan fungsinya maka system tenaga listrik dapat dibagi menjadi 3 sub-sistem, yaitu sub-sistem pembangkitan, sub-sistem penyaluran atau transmisi, dan sub-sistem distribusi.
Sub-sistem
pembangkitan terdiri dari berbagai pembangkit listrik yang beroperasi secara
bersama untuk menghasilkan tenaga listrik yang selanjutnya disalurkan lewat
jaringan transmisi kepada konsumen pada sub-sistem distribusi atau pusat beban
lainnya. Agar pembangkit-pembangkit tersebut dapat menjalankan tugasnya sebagai
penyedia energy listrik, maka perlu
dipelihara dengan baik sehingga selalu dalam kondisi siap operasi secara
efisien.
Pemeliharaan Pembangkit Listrik
Berdasarkan sifatnya, pemeliharaan pada pembangkit listrik dapat
dibagi atas tiga katagori sebagai berikut :
1.
Pemeliharaan saat rusak (breakdown maintenance).
2.
Pemeliharaan periodik (time based maintenance).
3.
Pemeliharaan berdasarkan kondisi (condition
based maintenance).
Pemeliharaan saat rusak
Pemeliharaan jenis
ini dilakukan sesudah mesin pembangkit rusak. Artinya mesin tersebut
dioperasikan secara terus menerus sampai rusak dan tidak dapat beroperasi,
barulah dilakukan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan. Metode pemeliharaan
ini merupakan metode pemeliharaan yang paling kuno dan seharusnya dihindarkan.
Karena jika suatu mesin baru diperbaiki atau dipelihara pada saat rusak
(breakdown), maka proses perbaikan akan lebih berat dan mahal. Metode
pemeliharaan seperti ini juga akan mempersulit proses perencanaan anggaran,
tenaga kerja serta suku cadang, sehingga akan mengakibatkan keterlambatan dalam
pelaksanaannya sehingga masa pembangkit tidak beroperasi akan lebih lama.
Pemeliharaan periodik
Untuk mengatasi
terjadinya kerusakan fatal yang menyebabkan mesin rusak dan tidak dapat beroperasi, maka dikembangkan
metode pemeliharaan secara periodic. Pada metode pemeliharaan ini, dilakukan
pemeliharaan telah direncanakan berdasarkan waktu. Dengan metode pemeliharaan
berdasarkan waktu ini maka penyiapan anggaran,
tenaga kerja, serta suku cadang dapat dilakukan secara terencana
sehingga lebih efektif dan efisien.
Metode pemeliharaan
secara periodic ini pada dasarnya dilakukan secara terus menerus. Baik secara
harian, bulanan atau tahunan. Dapat juga berdasarkan waktu operasi mesin, misalnya
24 jam, 100 jam, 500 jam 1000 jam dan seterusnya. Berdasarkan
pengalaman operasi mesin, maka disusun schedule pemeliharaan berbagai komponen
pembangkit, komponen apa saja yang harus dipelihara secara harian, mingguan,
bulanan dan tahunan. Cara atau metoda pemeliharaan dan sebagainya.
Pemeliharaan berdasarkan kondisi
Pemeliharaan
berdasarkan kondisi adalah merupakan pengembangan dari metoda pemeliharaan
periodic atau berdasarkan waktu. Hal tersebut disebabkan pada metode
pemeliharaan berdasarkan waktu ,khususnya untuk pemeliharaan berupa overhaul
atau semi overhaul, terdapat peluang untuk efisiensi biaya sebagai berikut :
-
Pelaksanaan pekerjaan overhaul merupakan
pekerjaan yang besar, lama dan memerlukan biaya dan jam kerja yang besar.
-
Pada pekerjaan overhaul mesin pembangkit tidak
dioperasikan sehingga tidak dapat menghasilkan tenaga listrik selama masa
overhaul.
-
Jika kondisi mesin masih baik dan pelaksanaan
overhaul dapat ditunda, maka akan
diperoleh penghematan biaya tools, tenaga kerja dan suku cadang. Disamping itu
pembangkit tetap dapat beroperasi menghasilkan tenaga listrik.
Dengan adanya
keuntungan di atas, maka dikembangkan pemeliharaan pembangkit berdasarkan
kondisi. Pada pemeliharaan jenis ini mesin dioperasikan sampai mendekati titik
kegagalannya (failure). Namun agar tidak terjadi failure yang akan menyebabkan
breakdown, harus dilakukan pemantauan kondisi mesin secara ketat, khususnya
pada peralatan-peralatan yang kritis atau dapat membahayakan.
Jenis-Jenis Uji tidak merusak
Dalam pemeliharaan
pembangkit listrik, khususnya pada pemeliharaan berdasarkan kondisi, diperlukan
berbagai pengujian baik yang bersifat tidak merusak (non-destructive test)
maupun uji merusak (destruktive test).
Pada metode uji tidak merusak, benda kerja atau komponen mesin tidak dirusak,
baik dengan dipanasi ataupun dirusak secara mekanik. Juga tidak mengubah sifat
atau strukturnya. Sedangkan pada uji merusak dilakukan langkah-langkah seperti
menarik, tekan, puntir ataupun pemanasan yang akan merubah bentuk dan struktur
komponen.
Pelaksanaan uji tidak
merusak bertujuan untuk mengetahui apakah suatu material atau komponen mesin
masih layak dipakai atau perlu diganti, atau dapat diperbaiki. Jenis-jenis uji tidak merusak antara lain mencakup
pengamatan visual, cairan penetran, ultrasonic, magnetic particle, radiography,
noise dan getaran, serta uji kebocoran.
a. Pengamatan visual
Pada awal
pemeriksaan dilakukan secara visual untuk mengetahui kondisi peralatan atau
komponen mesin. Selain pengamatan dengan mata telanjang, pengamatan visual juga
dilakukan dengan peralatan seperti kaca pembesar, boroscope, dental mirror
(cermin bertangkai seperti yang dipakai dokter gigi), gage dan scale. Dengan
pengamatan visual dapat dilihat cacat atau kerusakan pada komponen mesin,
seperti undercut, open porocity atau open crack pada poros engkol.
b. Cairan penetran
Cairan penetran
dipergunakan untuk menemukan cacat permukaan yang tidak dapat dilihat secara
visual. Untuk dapat memanfaatkan metode ini maka dipersyaratkan permukaan
material yang benar-benar bersih sehingga dapat dibedakan antara terdapatnya
porocity atau hanya permukaan yang kasar.
c. Uji Ultrasonik
Metode ini
memanfaatkan gelombang ultrasonic untuk mendeteksi jenis-jenis cacat yang
terdapat di bawah permukaan, seperti : crack, laminasi, shrinkage cavity,
flakes dan bonding faults. Uji ultrasonic memiliki tingkat akurasi dan
sensitivitas yang tinggi.
d. Magnetic Particle
Metode magnetic
particle dipergunakan untuk mendeteksi cacat yang berada pada permukaan atau
dekat dengan permukaan. Keunggulan metode ini adalah dapat memeriksa crack yang
terhalang oleh slag atau tertutup carbon. Sedangkan keterbatasan metode ini
adalah hanya dapat dipergunakan pada material yang bersifat ferrous.
e. Radiografi
Metode
ini merupakan metode yang paling sering digunakan karena dapat mendeteksi
hampir semua jenis cacat las. Selain cepat, metode ini juga mempunyai
keunggulan berupa hasil yang dapat disimpan, yaitu dalam bentuk film.
f. Noise dan getaran
Pengukuran getaran
biasanya dilakukan dengan member impuls sinyal dari peralatan elektronik, yang
selanjutnya ditransmisikan ke analisator data dan computer untuk dianalisa
serta penyimpanan data.
g. Uji kebocoran.
Metode uji
kebocoran ini biasanya dipergunakan untuk mendeteksi hasil pengelasan. Misalnya
pada pipa atau tabung diberi air atau udara bertekanan tertentu. Jika terjadi
penurunan tekanan udara atau air, maka berarti masih terdapat kebocoran atau
cacat pengelasan.
Aplikasi pada Berbagai Pembangkit
Penggunaan metode uji
tak merusak pada pemeliharaan pembangkit listrik sangat luas. Baik pada PLTD,
PLTU, PLTG dan PLTA.
a. Aplikasi pada PLTD
Pembangkit listrik
tenaga diesel (PLTD) adalah jenis pembangkit yang bersifat fleksibel, artinya
pembangkit listrik jenis ini dapat dipakai pada setiap lokasi tanpa melihat
apakah pada lokasi tersebut tersedia banyak air yang mengalir (seperti PLTA),
atau tersedia bahan bakar batubara dan lokasi yang dekat dengan sungai atau
laut (PLTU). Sehingga meskipun harga bahan bakar pada PLTD sangat mahal, namun
karena tingkat fleksibilitas yang tinggi tersebut, PLTD masih memegang peranan
yang penting dalam penyediaan energy listrik di Indonesia.
Pemeliharaan
periodic pada PLTD (di luar pemeliharaan harian, mingguan dan bulanan) secara
umum dibedakan atas Top Overhaul atau TO (6.000 jam operasi), Semi Overhaul
atau SO (12.000 jam operasi, dan Major Overhaul atau MO (18.000 jam operasi).
Komponen utama
pada PLTD yang jika mengalami kerusakan akan menyebabkan PLTD berhenti
beroperasi selama waktu yang relative lama adalah jika terjadi kerusakan
komponen shaft atau bearingnya. Dengan demikian pada saat overhaul atau saat
terjadi kerusakan dilakukan pengecekan atau investigasi pada shaft dan bearing
tersebut.
Pengecekan kondisi
crankshaft PLTD biasanya meliputi
hardness, crack, ovality dan diameter. Untuk itu dipakai peralatan seperti
cairan penetran dan lampu ultraviolet, crack depth micro gauge, microhardness
tester, micrometer (inside dan outside). Dengan peralatan tersebut akan dapat
diketahui kondisi visual cacat, tingkat kekerasan suatu segment poros
dibandingkan standar, adanya cacat cowak atau retak serta kedalamannya,
diameter poros actual serta ovalitynya.
Dengan data yang
diperoleh dari pengukuran tersebut dapat diketahui langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk perbaikan crankshaft tersebut, apakah harus dilakukan undersize
pada bearing dan ukuran undersize nya, juga tebal grinding yang perlu
dilakukan.
b.
Aplikasi pada PLTU
Pemeliharaan periodik atau berkala pada PLTU secara umum
dapat dibedakan atas Simple Inspection atau Si (8.000 jam pertama operasi),
Mean Inspection atau Me (8.000 jam kedua operasi) dan Serious Inspection atau
Se (8.000 jam operasi ketiga).
Pada suatu PLTU komponen utama yang menentukan kelangsungan
operasi pemmbangkit listrik adalah boiler. Boiler merupakan alat untuk
mendidihkan air dan mengubahnya menjadi uap yang akan menggerakkan turbin uap.
Pada saat ini hamper seluruh boiler yang dipakai pada pembangkit listrik merupakan
boiler jenis pipa air, dimana air mengalir di dalam pipa miring dan gas produk
pembakaran mengalir di sisi luar pipa-pipa tersebut. Pipa-pipa air pada boiler tersebut merupakan
komponen terpenting dari boiler, karena jika terjadi kebocoran pada pipa tersebut,
maka air akan ke luar dan langsung bercampur gas panas produk pembakaran.
Dengan demikian pada saat dilakukan overhaul atau saat PLTU tidak beroperasi,
baik secara terjadual atau akibat gangguan, maka dilakukan inspeksi atau
pengujian pada pipa-pipa boiler tersebut. Dalam pengujian tersebut diterapkan
metode uji tak rusak dengan cara pengamatan visual, cairan penetran, magnetic
particle, uji ultrasonic atau radipographic dan uji tekanan.
Melalui pengamatan secara visual akan dapat diketahui data
kondisi pipa berupa kerapihan logam las, cacat las yang tampak, undercut, retak
dan porocity. Dengan memakai cairan penetran dan magnetic particle akan
diperoleh indikasi cacat atau retakan pada berbagai sambungan las. Sedangkan
dengan melaksanakan uji ultrasonic atau radiography akan dapat ditentukan
ketebalan dinding pipa boiler. Ketebalan dinding pipa sangat diperlukan karena
menentukan sisa umur boiler.
Pengukuran tebal pipa boiler |
Pada material pipa boiler juga sering dilakukan uji replica
atau disebuit juga uji metalografi in-situ yang secara cepat dapat melihat
kondisi struktur mikro pipa boiler sehingga dapat memprediksi sisa umur dan
kondisi boiler. Namun untuk mengetahui secara rinci maka biasanya dilengkapi
dengan pengujian merusak terhadap sampel pipa boiler di laboratorium berupa uji
tarik, uji kekerasan, uji creep, uji komposisi material dan uji metalografi.
c.
Aplikasi pada PLTG
Komponen utama yang kritikal pada suatu Pusat Loistrik
Tenaga Gas adalah pada turbin gas, yang mencakup stator blade, turbine blade
dan bearing. Pengujian awal dilakukan secara visual dan menggunakan cairan
penetran, dimana akan diperoleh indikasi apakah pada komponen tersebut terdapat
indikasi cacat retak, cacat cekungan atau cowak.
Selanjutnya untuk stator blade dan turbin blade juga biasa
dilakukan insitu metalografi (replica test) untuk memperoleh morfologi
microstructur material komponen tersebut.
Secara terbatas juga dilakukan uji kekerasan (dengan microhardness
tester) untuk melihat apakah kekerasan material masih pada kisaran normal atau terdapat
indikasi perubahan mekanis menjadi lebih getas menjadi lunak.
d.
Aplikasi pada PLTA
Pada pembangkit Listrik Tenaga Air metode pengujian tidak
merusak juga banyak diaplikasikan. Secara umum secara periodic atau rutin
dilakukan pengamatan pada komponen-komponen pembangkit. Misalnya dilihat apakah
terjadi kebocoran pada pipa-pipa, baik pipa air pendingin, serta aliran minyak
pelumas. Untuk melihat kondisi pipa pesat apakah masih cukup tebal atau telah
menipis sehingga perlu diperbaiki atau diganti, dilakukan uji ultrasonic dan
metalografi. Uji kebocoran juga biasa dilakukan pada turbin atau pipa pesat
yang telah selesai dioverhaul untuk melihat apakah komponen tersebut memenuhi
syarat untuk beroperasi.
Pengukuran debit air dengan ultrasonic flowmeter |
Untuk mengukur debit air yang mengalir pada pipa pesat biasa
dipergunakan ultrasonic flow meter. Hal tersebut diperlukan untuk mengukur
efisiensi PLTA apakah dapat menghasilkan energy listrik sesuai dengan efisiensi
yang dipersyaratkan. Pada PLTA secara rutin juga dilakukan pengukuran vibrasi
putaran turbin dan generator sehingga dapat diketahui apakah masih memenuhi
persyaratan vibrasi ataukah harus dilakukan perbaikan dan adjustment pada
bearing.
Kesimpulan
a.
Uji tidak merusak dipakai secara luas dalam
pemeliharaan pembangkit listrik.
b.
Dalam pemeliharaan pembangkit listrik metode uji
tidak merusak tidak merusak dipakai bersama-sama dengan metoda uji merusak
untuk melakukan assessment kondisi pembangkit listrik, sehingga dapat
memberikan rekomendasi proses perbaikan yang dapat dilakukan agar mesin
pembangkit dapat beroperasikembali. Dengan metoda ini juga dapat diramalkan
sampai berapa lama lagi pembangkit tersebut dapat dioperasikan sebelum terjadi
failure.
c.
Pemeliharaan pembangkit listrik berdasarkan
kondisi memiliki keunggulan dibandingkan pemeliharaan saat rusak atau
pemeliharaan periodic, yaitu berupa dapat menentukan saat yang tepat untuk
shutdown pembangkit, biaya perbaikan ekonomis, serta mesin dapat beroperasi
menghasilkan listrik dalam waktu yang lebih lama sebelum pemeliharaan.
Jakarta, 5 Desember 2012
---------------------------
Tulisan Terkait :
Terima kasih infonya, ya menambah info saya dalam uji tak rusak
BalasHapus