Selasa, 08 April 2014

PLTA BENGKOK DAGO, SAKSI SEJARAH DI TENGAH KOTA

Bangunan Power House
Tulisan PLTA/ PLTM lain :

Silahkan Klik Topik Lainnya :


Jumat tanggal 14 maret 2014 saya berkesempatan mengunjungi PLTA Bengkok Dago di Bandung. Sungguh PLTA ini terletak di tengah-tengah kota Bandung. PLTA Bengkok Dago benar-benar berbeda dengan PLTA atau PLTM lain yang biasanya berlokasi jauh dari kota. Selama bertahun-tahun saya sudah mengunjungi berbagai PLTA (termasuk juga PLTM dan PLTMH) di seluruh Indonesia. Dari PLTM Angkup-1 dan 2 di Aceh Tengah sampai PLTM Walesi di Wamena, Papua. Namun ke PLTA (atau PLTM) Bengkok sendiri saya belum pernah.
Kesempatan mengunjungi PLTA Bengkok tersebut tak lepas dari pertemuan saya dengan Pak Ali Alimin (Manajer PLTA Bengkok Dago) di Udiklat Makassar pada awal Februari 2014. Kebetulan Jumat pagi tersebut saya sedang di Bandung, coba nelepon Pak Ali dan janjian ketemu di kantornya. Alhamdulillah Pak Ali sedang di Kantor dan mempersilahkan saya untuk berkunjung.

Selain letaknya yang di tengah kota, PLTA Bengkok Dago ini juga menyimpan sejarah panjang. PLTA yang dibangun oleh Bandoengsche Electriciteit Maatscappij ini mulai beroperasi pada tahun 1923 dengan kapasitas terpasang sebesar 3.150 kW (3 x 1.050 kW). Di sebelah hilir PLTA Bengkok terdapat PLTA Dago yang berkapasitas 1 x 700 kW. Jarak antara PLTA Bengkok dan PLTA Dago adalah sekitar 1.800 m.
Gambar "Jadul" PLTA Bengkok



Berdasarkan Sejarah Singkat hari Listrik Nasional yang dibacakan setiap Upacara Hari Listrik tanggal 27 Oktober, PLTA Bengkok Dago merupakan salah satu pembangkit yang bergabung dengan Lands Waterkracht Bedriven (LWB) yaitu perusahaan Listrik Negara yang didirikan Belanda pada tahun 1927. Sejak tanggal 27 Oktober 1945 diambil alih oleh Bangsa Indonesia. Saat ini PLTA Bengkok Dago merupakan salah satu Unit pada Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Saguling, PT Indonesia Power.
PLTA Bengkok dibangun dengan membuat bendung pada sungai Cikapundung di Utara Kota Bandung. Dari intake air sungai Cikapundung tersebut dialirkan ke bak pengendap yang berkapasitas 10.000 m3. Dari bak pengendap air dialirkan lewat saluran terbuka (open tunnel) sepanjang 2.823 m menuju kolam tando yang berkapasitas 30.000 m3 dan mempunyai luas 10.000 m2.
Kolam Tando
Dari kolam tando air dialirkan melalui pipa pesat sepanjang 870 m dan diameter  120 cm menuju power house. Debit aliran air pada pipa pesat adalah 3,5 m3/det sedangkan tinggi jatuh (Head) sebesar 104 m. Sebelum masuk ke Power House pipa pesat tersebut bercabang 3 dengan pipa pembagi berdiameter 80 cm untuk menggerakkan  3 buah turbin dengan kapasitas masing-masing 1.050 kW  


Pipa Pesat

 Penutup :

Mengunjungi PLTA Bengkok Dago, benar-benar merupakan pengalaman yang berbeda. Bangunan dan peralatan PLTA masih dipertahankan seperti bentuknya pada saat pertama beroperasi hampir 100 tahun yang lalu. Mulai dari turbin, generator, trafo, inlet valve sampai system control serta bangunan sipil dapat menjadi situs sejarah tentang pengelolaan pembangkit listrik di Indonesia pada awal-awal tersedianya tenaga listrik.
Jonny Havianto dan Ali Alimin


Lingkungan dan PLTA ini juga sangat indah dan sejuk, berada di daerah Bandung Utara yang merupakan daerah tujuan wisata. Keindahan dan udara yang sejuk tersebut menyebabkan lingkungan PLTA Bengkok tersebut merupakan jalur (track) wisata alam kota Bandung. Pada hari minggu dan libur tempat tersebut banyak dikunjungi wisatawan dan merupakan jalur (track) menuju Maribaya Lembang.
Alhamdulillah pimpinan PLN telah memiliki kebijaksanaan untuk mempertahankan bentuk PLTA Dago Bengkok tersebut seperti keadaan aslinya. Mudah-mudahan anak cucu kita seratus tahun yang akan datang masih dapat melihat dan mengoperasikan PLTA tersebut, dan belajar tentang sejarah ketenagalistrikan di Indonesia.
Jakarta, 8 April 2014
---------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar