Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur, Wisata Penang Malaysia
Ada dua istilah yang saling terkait dalam proses penyediaan dan pendistribusian tenaga listrik ke konsumen , yaitu Manajemen Sisi Pasokan (Supply Side Management) dan Manajemen Sisi Permintaan (Demand Side management). Manajemen sisi pasokan adalah cara suatu perusahaan untuk dapat menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan pasar atau customer. Sedang manajemen Sisi permintaan mengatur agar perilaku konsumen dapat diarahkan agar sesuai dengan pola yang diinginkan oleh penyedia tenaga listrik.
Untuk menjelaskan definisi Manajemen
Sisi Pasokan, kita dapat mulai dengan melihat praktek yang lazim ditemui
sehari-hari. Suatu perusahaan pada umumnya selalu melihat kondisi pasar untuk
menghasilkan produk yang sesuai untuk dijual. Misalnya dengan melakukan survey,
produsen dapat melihat besar potensi pasar yang dapat menyerap produk yang akan
dihasilkan. Setelah melihat berapa besar potensi pasar yang dapat menyerap
produk tertentu, perusahaan menghitung berapa kemampuannya untuk memproduksi,
serta memperhitungkan kekuatan pesaing (competitor). Dengan adanya data
tersebut, perusahaan berusaha melakukan pengaturan (“manajemen”) agar dapat
memasok kebutuhan pasar secara efisien dan menguntungkan. Cara-cara perusahaan
melakukan pengaturan produksi agar menghasilkan produk sehingga sesuai kebutuhan
pasar disebut sebagai “Manajemen Sisi Pasokan” (Supply Side Management).
Contoh dari “Manajemen Sisi
Pasokan” tersebut bagi PLN adalah melakukan pengaturan pengoperasian berbagai
pusat pembangkit untuk memenuhi permintaan konsumen setiap saat. Sehingga
diperoleh suatu kemampuan untuk memenuhi permintaan beban yang senantiasa
berfluktuasi, secara ekonomis dan andal. Misalnya pengoperasian PLTU Batubara
untuk memikul beban dasar, dan pengoperasian PLTA dan PLTG untuk memenuhi
kebutuhan beban puncak.
Manajemen Sisi Permintaan :
Gardu induk 500 kV |
Selain pengaturan sisi pasokan,
untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berfluktuasi setiap saat, suatu
perusahaan juga perlu melakukan pengaturan atau manajemen untuk mempengaruhi pola
konsumsi dari konsumennya. Hal tersebut dilakukan agar proses produksi lebih
efisien dan efektif tanpa merugikan konsumen. Pola pengaturan untuk
mempengaruhi pola konsumsi dari konsumen tersebut disebut sebagai Manajemen
Sisi Permintaan.
Beberapa contoh yang bisa lihat
dari penerapan Manajemen Sisi Permintaan, misalnya perusahaan telepon selular
yang member reduksi tarip pada malam hari atau hari libur dengan berbagai
variasinya sehingga pada periode tersebut sangat murah, bahkan dikesankan
sebagai gratis. Pertimbangan untuk melakukan reduksi tarip pada malam hari atau
hari libur tersebut adalah karena pada periode tersebut kapasitas saluran
telepon selular tersebut sangat sedikit terpakai, padahal biaya operasionalnya
tetap, agar kapasitas yang ada dapat dimanfaatkan, maka tarip telekomunikasi
pada jam-jam tersebut diturunkan. Dengan demikian sebagian “traffic percakapan”
yang tidak dapat terlayani pada jam sibuk, dapat beralih ke periode “luar waktu
beban puncak”.
Supermarket atau mal juga sering
melakukan kiat pemasaran untuk mengatur permintaan dari konsumen. Misalnya
member diskon kepada konsumen pada tanggal “tua” setiap bulannya, atau di
tengah-tengah minggu (week day), bahkan saat ini di kota-kota besar sudah umum
ada promo tengah malam dengan diskon gila-gilaan.
Perusahaan kereta api beberapa
tahun yang lalu memberikan tarip yang murah untuk para pemudik yang melakukan
perjalanan mudik jauh hari sebelum lebaran, misalnya dua minggu sebelum
lebaran, atau yang balik jauh hari sesudah lebaran (sesuadah H + 14). Kiat
tersebut berhasil mengurangi kepadatan penumpang pada “periode puncak”
sekaligus mengisi kekosongan gerbong yang sering terjadi di luar periode puncak.
Manajemen
Sisi Permintaan pada Perusahaan Listrik
Memang kalau kita perhatikan dari
contoh-contoh di atas, umumnya pengaturan “Manajemen Sisi Permintaan” dilakukan
dengan cara menjual suatu produk dengan harga yang berbeda antara periode biasa
dengan periode puncak. Dengan kiat tersebut perusahaan dapat “menjual”
kelebihan kapasitas produksi yang berlebihan pada masa di luar beban puncak.
Sehingga dapat menjual lebih banyak produk dan menambah keuntungan.
Pada awalnya “Manajemen Sisi
Permintaan” tidak populer penerapannya pada perusahaan listrik yang merupakan
“public utility” murni yang bersifat monopoli dan tidak terdapat rangsangan
untuk berkompetisi. Namun dengan semakin kompetitifnya iklim bisnis dewasa ini
maka setiap perusahaan, termasuk perusahaan “monopoli” harus berkompetisi agar
dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Untuk dapat melaksanakan Manajemen
Sisi Permintaan maka dilakukan pengaturan tarip.
Struktur
Tarip
Tarip merupakan instrument
terpenting dalam pelaksanaan Manajemen Sisi Permintaan. Karena hanya dengan
adanya pengaturan tarip yang berbeda maka akan dapat mengubah perilaku konsumen
sehingga dapat mengikuti scenario yang disiapkan. Yang pada gilirannya perilaku
konsumen tersebut dapat menimbulkan efisiensi sehingga menambah profit atau
keuntungan.
Namun disamping berfungsi sebagai
instrument utama untuk mengarahkan perilaku konsumen agar timbul efisiensi
perusahaan dan meningkatkan laba, tarip juga sering dipakai sebagai instrument
pemerataan. Yaitu dengan mekanisme subsidi silang sehingga masyarakat yang
tergolong pada kelas ekonomi lemah terbantu dengan membayar tarip yang murah
dibanding masyarakat yang lebih mampu.
Berikut adalah beberapa pola
struktur tarip yang umum diterapkan perusahaan listrik kepada konsumennya :
a.
Tarip
Dua-Bagian
Pada struktur tarip
ini, konsumen membayar tarip yang dibagi atas 2 bagian. Bagian pertama adalah
biaya tetap, sedangkan yang kedua merupakan perkalian antara jumlah pemakaian
listrik (kWh) dengan harga listrik per kWh yang tetap.Struktur tarip seperti
ini biasanya dirancang agar harga yang dibayarkan konsumen mendekati harga atau
biaya produksi. Yaitu ada biaya langsung dan biaya tidak langsung.
b.
Tarip
Menurun sesuai Pemakaian
Pada struktur tarip ini
harga yang dibayar konsumen akan turun per kWh nya jika pemakaian mencapai
jumlah tertentu.
Struktur tarip ini akan
mendorong konsumen untuk meningkatkan konsumsi karena dengan naiknya konsumsi
maka biaya pemakaian listrik per kWh turun.
c.
Tarip
Meningkat sesuai Pemakaian.
Pada struktur tarip
ini, tarip per kWh akan meningkat jika pemakaian listrik meningkat.
Contoh :
-
Tarip tetap = Rp
100.000,- per bulan
-
Pemakaian per kWh :
· Rp
700,- per kWh sampai 1.000 kWh
· Rp
1.000,- per kWh untuk pemakaian di atas 1.000 kWh
Struktur tarip ini
biasa dipakai sebagai instrument social atau untuk melakukan subsidi silang.
Untuk konsumen yang pemakaiannya kecil taripnya lebih kecil, sedangkan konsumen
besar beban tarip meningkat. Namun dari sisi efisiensi ekonomi, pemberian
subsidi silang dengan mekanisme tarip ini dapat memberikan distorsi dalam
peningkatan perekonomian, sehingga harus dilakukan secara terukur untuk
mencapai hasil yang optimal.
d.
Tarip
Luar Waktu Beban Puncak.
Tarip yang berbeda
antara waktu beban puncak dengan di luar waktu beban puncak merupakan prinsip
utama dalam manajemen sisi permintaan. Dengan adanya tarip yang berbeda
tersebut pola pemakaian listrik konsumen dapat diatur sesuai pola yang akan
meningkatkan efisiensi pasokan listrik.
e.
Struktur
Tarip Lain.
Disamping beberapa
struktur tarip di atas, masih terdapat lagi beberapa variasi tarip yang
bertujuan untuk mengatur perilaku konsumen sehingga efisiensi pembangkit
listrik dapat meningkat. Diantara jenis-jenia struktur taip lainnya adalah
sebagai berikut :
- Tarip penghematan,
dengan memberi discount bagi konsumen yang tidak mengkonsumsi listrik pada
waktu tertentu.
- Tarip pengaturan,
dengan cara member discount untuk pemakaian sesuai pola yang ditentukan.
- Tarip kogenerasi,
untuk konsumen yang pada waktu tertentu menjual kelebihan daya listriknya.
Penutup
Sebagai penutup dapat disimpulkan
bahwa manajemen sisi permintaan merupakan metode pengaturan dari perusahaan
listrik untuk mengarahkan pola penggunaan listrik oleh konsumen sehingga sesuai
pola yang akan meningkatkan efisiensi produksi tenaga listrik.
Selain sebagai alat untuk mengatur
pola penggunaan listrik dari konsumen, tarip juga berfungsi social, dengan
mekanisme subsidi silang sehingga dapat membantu masyarakat yang kurang mampu
dengan tarip listrik per kWh yang lebih murah. Namun pemberian subsidi silang
dengan mekanisme tarip tersebut harus dilakukan secara terukur agar tidak
menambah inefisiensi pada penyediaan tenaga listrik.
Nuhun pisan, insya allah menginspirasi...
BalasHapusBeberapa prosedur operasional yang dapat dengan mudah dilaksanakan antara lain: mewajibkan kepada para pemakai gedung untuk selalu mematikan lampu atau AC jika sedang tidak ada orang, mematikan lampu yang dekat jendela kaca pada siang hari, tidak menyalakan pompa pada jam 18-23 karena harga listrik lebih mahal, selalu menutup pintu dan jendela yang memisahkan ruang berAC dengan yang tidak, selalu memeriksa lampu jalan dan lampu taman yang sering lupa untuk dimatikan pada siang hari. Prosedur operasional yang tampaknya sederhana ini ternyata dalam pelaksanaannya tidaklah semudah seperti yang dikatakan. Diperlukan petunjuk, teguran, pengawasan yang terus menerus dan melibatkan banyak orang, sampai menjadi suatu kebiasaan atau budaya hemat listrik Cara Beli Token Listrik di DANA
BalasHapus