Sejalan dengan laju pertumbuhan
penduduk serta kemajuan umat manusia, maka kebutuhan energy di dunia semakin
meningkat. Sementara minyak bumi yang selama ini merupakan sumber energy utama
di dunia jumlahnya semakin terbatas serta harga semakin mahal. Dengan demikian
maka pengembangan sumber-sumber energy alternative, khususnya yang bersifat
terbarukan, mutlak harus dilakukan agar pasokan energy di masa depan tetap
dapat terpenuhi. Salah satu energy alternative tersebut adalah energy angina
tau energy bayu.
Tulisan ini membahas tentang
teknologi energy angin, khususnya tentang pemanfaatan dan pengembangannya pada
pembangkit tenaga listrik (pembangkit listrik tenaga bayu, PLTB), serta prospek
pengembangan PLTB di Indonesia.
Energi angin telah dimanfaatkan
manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Yaitu untuk menggerakkan kapal layar para
nelayan dan pedagang. Pada abad pertengahan di Eropa, energi angin mulai
digunakan untuk pertanian serta menggiling bahan makanan, seperti yang sering
dijumpai di negara kincir angin, Belanda. Pada saat ini pemanfaatan energy
angin sebagai pembangkit listrik telah berkembang dengan pesat, mengingat
semakin terbatasnya bahan bakar fosil.
Sejak disadarinya semakin terbatas
dan semakin mahalnya sumber-sumber yang berasal dari fosil maka Negara-negara
maju telah sangat intensif melaksanakan penelitian dan pengembangan pemanfaatan
energy angin. Sehingga dalam 10 tahun terakhir jumlah kapasitas terpasang
pembangkit listrik tenaga angin telah meningkat secara sangat signifikan.
Berdasarkan data yang ada hingga akhir tahun 2010 kapasitas terpasang energy
angin di dunia telah mencapai 194,4 Gigawatt. Padahal pada tahun 1996 kapasitas
terpasang PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu baru sebesar 6,1 Gigawatt). Di Indonesia sendiri jumlah kapasitas
terpasang PLTB pada tahun 2010, baru sekitar 1,1 MW dari potensi sebesar 9.190
MW.
Pembangkit
Listrik Tenaga Bayu
Angin
terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara. Tekanan udara terjadi akibat
pemanasan matahari terhadap atmosfir dan permukaan bumi. Terjadinya perbedaan
tekanan udara ini menyebabkan sirkulasi udara di atmosfir. Sirkulasi udara
tersebutlah yang disebut sebagai angin atau bayu. Adanya tiupan angin tersebut dapat dimanfaatkan
untuk memutar kincir atau turbin angin, yang selanjutnya dipakai untuk
menggerakkan generator dan menghasilkan energy listrik. Besar daya listrik listrik yang dapat dihasilkan oleh
suatu PLTB adalah sebagai rumus berikut :
P
= K
x ρ x D2 x V3 , dimana
: P = daya
PLTB
K = Konstanta
ρ = Kerapatan massa udara
D = Diameter turbin
V = Kecepatan angin
Berdasarkan
rumus di atas jelaslah dalam menghitung potensi daya PLTB, kecepatan angin merupakan factor yang sangat
berpengaruh terhadap besarnya daya listrik yang akan diperoleh pada suatu
daerah. Karena jika parameter yang lain sama, namun kecepatan angin berbeda.
Misalnya Jika kecepatan angin sebesar 10 m/detik dibandingkan dengan kecepatan
angin sebesar 5 m/detik, maka daya yang dihasilkan pada daerah dengan kecepatan
angin sebesar 10 m/detik akan merupakan perkalian pangkat tiga dari 10 dibagi
5, atau sebesar delapan kali lipat, dibandingkan dengan daya pada daerah dengan
kecepatan angin sebesar 5 m/detik.
Dengan
demikian dalam membangun suatu PLTB haruslah didahului dengan terlebih dahulu
mencari lokasi yang mempunyai potensi angin yang cukup. Hal tersebut mirip dengan potensi energy pada
listrik tenaga air yang sangat tergantung kepada lokasi. Pada tenaga angin juga
harus dilakukan survey dan pengukuran untuk mencari lokasi yang tepat untuk
membangun PLTB. Saat ini secara relative, data potensi energy angin di
Indonesia tidak banyak. Berbagai instansi telah melakukan pengukuran potensi energy
angin di Indonesia tersebut, misalnya LAPAN yang antara tahun 1981 sampai tahun
2003 telah memonitor sebanyak 113 lokasi di Indonesia (Pakpahan, 2003). Sedangkan
PT PLN telah membangun PLTB di Nusa Penida Bali dan Pulau Selayar Sulawesi
Selatan, serta melaksanakan penelitian potensi PLTB di Soe Nusa Tenggara Timur.
Data
lainnya misalnya dari BMG yang mempunyai data kecepatan angin dari 70 satasiun
metrologi, namun sebagian pengukuran kecepatan angin dari BMG tersebut diambil
dari lokasi bandara yang biasanya dibangun pada lokasi yang kecepatan anginnya
rendah. Sehingga kurang cocok untuk dibangun PLTB. Data angin di propinsi Nusa Tenggara Timur,
yaitu untuk pulau Sumbe dan Timor Barat, dalam bentuk peta angin telah disiapkan oleh
NREL (The National Renewable Energies laboratory) Amerika Serikat yang
bekerjasama dengan Winrock International.
Pengembangan di Indonesia.
Pada
saat ini kendala dalam pengembangan PLTB di Indonesia adalah karena sangat
terbatasnya peta potensi angin. Serta masih mahalnya peralatan pembangkit
tenaga bayu tersebut. Namun mengingat terdapatnya potensi tenaga angin di
Indonesia yang saat ini belum terpetakan, maka mestinya kegiatan untuk
melakukan pengukuran potensi angin tersebut perlu dilakukan secara intensif
agar pemanfaatan dan pembangunan PLTB dapat dilaksanakan. Hal tersebut dapat
didahului dengan memilih daerah yang berpotensi untuk dibangun.
Kriteria
daerah yang berpotensi untuk pembangunan PLTB misalnya adalah jika kecepatan
angin mencapai 4 meter/detik, selanjutnya yang menjadi prioritas adalah jika pada
daerah tersebut tidak terdapat potensi energy terbarukan lain seperti tenaga
air. Juga daerah-daerah terpencil dan pulau-pulau kecil yang penduduknya relative
sedikit, sehingga pada daerah tersebut alternative pembangkit listrik yang ada
hanya PLTD yang biaya bahan bakarnya sangat besar. Pada daerah pulau-pulau
kecil yang tidak terdapat potensi tenaga air atau panas bumi, maka biaya
pembangkitan PLTB akan dapat bersaing dengan PLTD. Daerah-daerah tersebut juga
berpotensi untuk dibangun pembangkit listrik dengan system hybrid, yaitu dengan
mengkombinasikan PLTB dengan PLTD dan PLTS (tenaga matahari).
Pada
daerah-daerah yang berpotensi tersebut sebaiknya dilakukan pengukuran besar
angin secara lengkap, yang mencakup periode selama 1 tahun. Hal tersebut sangat
penting untuk menentukan apakah pada lokasi tersebut dapat dibangun PLTB secara
efektif dan efisien.
---------------------